Minggu, 21 Juni 2015

Selamat Datang Tahun Hijriah


Selamat Datang Tahun 1432 Hijriah






Penamaan hijriah sebagai penanggalan Islam, diambil dari momentum hijrah Rasulullah saw dan para pengikutnya, dari kota Mekkah ke Medinah. Momentum itu pulalah yang hendak diingat-ingat kembali oleh kaum Muslimin agar semangat perjuangan menuju ridha Allah senantiasa terjaga.

Bagi seorang pemimpin, sebagaimana Rasulullah meneladankannya kepada kita, maka hijrah adalah manifestasi amanah, aktualisasi kepedulian dan tanggung jawab sosial terhadap eksistensi rakyatnya.

Semangat dedikasi dan keinginan kuat menyelamatkan umat dari keterpurukan dan perselisihan terus-menerus, melalui perpindahan geografis dari Mekkah ke Medinah, merupakan upaya membangun sebuah masyarakat madani yang baru. Perpindahan fisik tersebut sejatinya menuju perpindahan ideologis-religius.

Membumikan keyakinan yang asing pada masanya, sebuah sikap kukuh ketauhidan, ber-Tuhan-kan Allah Yang Esa. Atas perintah Allah pulalah, Rasulullah membawa umatnya ke Medinah membentuk tatanan masyarakat baru. Alhasil, dalam waktu yang cukup singkat, masyarakat baru tersebut berkembang begitu pesat.

Hidup bersama sebagai sebuah masyarakat baru, saling menyayangi atas nama kemanusiaan. keikhlasan dalam hubungan bersesama, merupakan pola interaksi kaum Muhajirin (pendatang) dan Anshar (tuan rumah). Upaya keras menuju sebuah masyarakat sejahtera, berlandaskan sifat tolong-menolong, saling menghargai dan tenggang rasa adalah pesan Muharram yang seyogianya menjadi titik tolak hidup bermasyarakat modern saat ini.

Apalagi bila memperhatikan betapa individualisnya manusia perkotaan. Bahwa urusan masing-masing sering kali diterjemahkan sebagai keterpisahan hubungan kemanusiaan satu sama lain. Interaksi kerap menjadi sangat transaksional. Ada uang ada barang. Pragmatis.

Islam tidak mengedepankan simbolisme, sebagaimana 1 Muharram sebagai momentum peralihan tahun hijriah, melainkan dengan aksi nyata. Jika tahun ini banyak sekali bencana menimpa saudara-saudara kita, maka sesungguhnya itu merupakan “alarm” bagi umat Islam lainnya untuk membantu.

Bukankah dalam dalam hijrah Nabi Muhammad saw, kaum Anshar dengan sangat ikhlas dan terbuka menyambut kaum Muhajirin dari Mekkah. Bahkan sampai pada penyiapan rumah dan kebutuhan pokoknya. Contoh ini mengisyaratkan kuatnya kepedulian mereka atas diri orang lain.

Oleh sebab itu, sangat pantas bila dalam momentum tahun baru 1432 Hijriah ini kita semua berani introspeksi diri (muhasabah), menakar-nakar, merenung etape hidup sepanjang tahun. Apakah secara individual keimanan kita kian bertambah hingga satu tahun berlalu. Apakah kita siap untuk sebuah tantangan baru, mensyukuri usia yang ada dengan meningkatkan keimanan kita kepada-Nya. Selamat tahun baru 1432 hijriah. Semoga hari esok makin lebih baik.

Tulisan terkait :Renungan Tahun Baru Islam 1432 H (1 Muharram 1432 H)

Dengan apa akan kau pahami jika tak bisa membedakan mana terang mana gelap kehidupan. Di awal kertas kosong hijriyah ini, tak ada salahnya kita mulai membuat coretan yang lebih bermakna dari pada lembar kertas yang sudah terjejali dengan berbagai macam kemunafikan duniawi. Awal yang baik akan membawa kebaikan untuk jalan selanjutnya.

Selamat Tahun Baru Islam, 1 Muharam 1432 H

Baca literaturterkait :

  • Sejara-singkat-tahun-hijriyah

  • Sejarah-tahun-hijriyah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar