Jumat, 19 Juni 2015

MENJAGA KEMURNIAN ISLAM









Seperti kita tahu di Indonesia, sekolompok ulama dari lembaga Islam yang terkenal justru mengambil alih otoritas Tuhan, merekalah yang menentukan suatu aliran keagamanaan sesat atau tidak. Jika sesat maka konsekuensinya adalah dipenjara dengan dakwaan penistaan atas agama. Konsekuensi lainnya adalah ia harus keluar dari Indonesia, atau disuruh membuat agama baru dengan nama yang berbeda, atau tetap bertahan di Indonesia dengan resiko akan menghadapi kekerasan dari umat Islam lain yang tidak setuju keberadaaan mereka. Sungguh aneh jika seseorang atau suatu kelompok harus dihakimi karena keyakinannya berbeda dengan keyakinan kebanyakan orang.

Lah… yang seperti ini kan berarti manusia berkuasa atas manusia yang lain. Padahal Nabi Muhammad saja dilarang menguasai manusia. Simak dalilnya berikut ini :
Berikanlah pelajaran, karena sesungguhnya kamu (Muhammad) seorang pemberi pelajaran dan bukanlah orang yang berkuasa atas mereka. (Q.S Al Ghasyiyah (88):22 

Loh bukankah kita harus menjaga kemurnian Islam? Jika aliran lain dibiarkan saja bermunculan bukankah Islam nanti malah jadi centang-perenang, berwarna-warni? Nah disinilah banyak orang yang tidak menyadari kekeliruannya sendiri. Mereka lebih mengutamakan ego golongannya sendiri. Tafsiran golongannya sendiri disangkanya yang paling murni. Padahal kemurnian Islam sesungguhnya adalah relatif. Bagi orang Sunni punya versi sendiri memandang kemurnian Islam. Bagi orang Syiah, juga punya versi sendiri. Begitu juga bagi Ahmadiyah, NU, LDII dan berbagai bentuk kelompok Islam lainnya, mereka punya penafsiran tersendiri.

Kemurnian Islam hanya bisa terjadi manakala Nabi Muhammad hidup di dunia terusmenerus sehingga jika ada persoalan baru maka langsung bisa dijawab. Nah karena umur Nabi hanya 63 tahun, maka kitalah yang harus meneruskan kembali menafsirkan Al Quran dan Hadist sesuai perkembangan jaman.

Tumbuhnya aliran-aliran dalam agama Islam sesungguhnya adalah hal yang wajar saja sebab agama sebelum Islam pun mengalami hal serupa.
Tentang akan terpecah belahnya umat Islam, telah diramalkan oleh Nabi Muhammad dalam suatu Hadistnya mengatakan :
“Dari Auf bin Malik ia berkata : Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam : Sesungguhnya umatku akan terpecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, satu golongan masuk surga, dan tujuh puluh dua golongan masuk neraka”. (H.R Ibnu Majjah)

Angka 73 diatas tentu hanya simbol saja karena pada kenyataannya, aliran pada agama Islam bisa mencapai jutaan. Hanya satu golongan yang benar dan kita tidak pernah tahu siapa golongan tersebut. Akhirnya banyak golongan ngaku-ngaku sebagai yang paling benar.

Ada sebagian orang mengatakan Hadist diatas palsu. Nah lagi-lagi orang hanya melihat dalil saja. Meskipun Hadist diatas palsu sekalipun, yang kita lihat kenyataannya memang Islam terpecah menjadi berbagai aliran. Ini adalah fakta! Kenyataan! Sudah tidak perlu dalil lagi untuk melihat kenyataan ini.

Nabi Muhammad mengatakan hal demikian adalah wajar saja karena beliau telah melihat pengalaman historis agama sebelum Islam dan Nabi pun menyadari bahwa manusia adalah mahluk yang dinamis. Ia selalu berkembang dari masa ke masa dalam lingkungan yang berbeda sehingga pemikiran tiap manusia tidaklah akan sama. Lah kalau semuanya seragam ya bukan manusia namanya tapi malaikat!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar