Jumat, 19 Juni 2015

Cinta Moderen di Bumi yang berubah

Cinta Moderen di Bumi yang berubah (Cinta Moderen kehidupan kota VS kehidupan desa)
Dimana-mana terlihat keretakan umum dalam hubungan cinta modern , kesetian telah berubah menjadi dongeng cerita aneh , seolah-olah cerita kehidupan di planet Mars, dan setiap wanita berkata kepada sesamanya “Siapakah yang lu cintai sore ini??”, dan tidak aneh kalau seoarang gadis setiap sore patah hati lalu keblinger berhamburkan tangis dan cinta. Demam ini hebat terjadi di kota-kota daerah pantai, kavetaria, beranda hotel dan hilang di dusun dan pedesaan..yang tidak dilintasi jalur transportasi..disanalah ditemukan keluguan, kesetiaan dan keteguhan cinta.., cerita tentang cinta sejati, mempertahankan cintanya dengan tameng kematian.., kalaupun ada perselingkuhan dan hampir selalu diakhiri pembunuhan. Dan tampaknya segala sesuatu berjalan perlahan, tenagng, tanpa tergesa-gesa, tidak terburu-buru, para isteri bertetangga, bersahabat, bergaul sesamanya menunggu sang suami pulang dari ladang.
Di kota pantai..laki perempuan berlabuh mencari suasana baru, haus akan kenikmatan, berlomba-lomba mendapatkan kelezatan. Do Kota Kavetaria, rombongan remaja , remaja tua yang lagi trend, silih berganti masuk keluar, berdengung naluri sahwat bagai lebah dalam sarangnya, mata dan telinga berkeliaran, Di Kota beranda hotel..tidak nampak langit yang akan menurunkan sesuatu karena semuanya serba otomatis hanya pencet tombol menggerakan satelit tampak dilayar kaca apa yang ingin dilihat.., gesek kartu kredit keluar duit, tanda tangan diatas kertas bukti kepemilikan gedung bertingkat, pencet tombol HP , isteri orangpun datang, semua serba otomatis..itulah dia kehidupan materialistis tulen.
Darisinilah agaknya terjadi keretakan umum..kita lihat bumi ini telah berubah menjadi hutan monyet, yang jantan dan betina saling berangkulan, salam semut katanya, bersetubuh, berselingkuh tanpa aturan dan prinsip senang sama senang. Tetapi anehnya..dalam kehidupan seperti ini, jiwa tidak bertambah kenyang, malah semakin lapar, semakin kosong, berubah menjadi bodoh dan kasar, rusaklah fitrah, menjurus kepada keputus asaan, gila dan ingin bunuh diri. Monyet ini akan sadar bila terjadi gempa bumi, angin badai, letusan gunung, wabah penyakit, yang tidak bisa dihalangi hanya dengan pencet tombol atau gesek kartu kertu kredit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar