Jumat, 19 Juni 2015

Abad Monyet

Abad Monyet , Alam yang perawan telah hilang keperawanannya, Hutan yang gadis, kehilangan kegadisannya. Udara cemar dengan kepulan asap dan debu beracun, sementara itu kota kota penuh sesak dengan manusia dan lalulintas yang kasak kusuk. Kita tidak mengenal lagi hembusan angin yang segar dan bersih sepeti yang telah dialami nenek moyang kita dahoeloe kala.
Sekarang semuanya tercemar..termasuk budi pekerti dan ahlak…rumah tercemar dengan media komunikasi…, dari kamar tidur bisa menguber janji..pesanan yang meng-asikan lewat internet atau telepon, dengar lagu lagu, musik erotik, nonton filem ahoy..semua penyebar-luasan kebathilan dan dan propaganda dusta…, anak cucu sekarang menganggap itu hal biasa..dijaman moderen ini.., lenyap rasa malu…, lenyap rasa malu…dan inilah pertanda kita masuk dalam abad MONYET…dengan ciri khas ingin menguasai teknologi sekitarnya namun lupa penguasaan terhadap diri sendiri..lupa terhadap penguasaan hawa nafsu sendiri …yang berdampak..penurunan rasa balas kasihan…kurangnya rasa cinta …, hilangnya kelembutan, kecerdikan, kejernihan hati dan kepribadian…
Inilah model kawan kita dijaman Monyet  ini…seorang wanita sangat terkenal, berilmu dan peraih sukses..bila ditanya tentang perkawinan..  ” Oh..saya hanya percaya kepada hubungan materi secara langsung dengan laki2, setelah itu takdir menentukannya “.. atau bahasa lainnya : bergaul dulu baru kita bercinta atau bersahabat kalau ada kecocokan.., dan kawan lainnya seorang Pria terhormat, pejabat, dan penguasa.., tapi apa kata dia ” Saya akan menikahi seorang wanita yang masih perawan…”
Sahabatku…, siapakah yang dipertuan si Wanita dan si Pria itu???,..tak lain adalah anggota kelaminnya…, yah anggota kelaminnya ..oleh karena itu ” SAMBUTLAH” para sahabat, kedatangan para MONYET MONYET itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar